News Update :

Mengenal P N B K INDONESIA (Partai Nasional Benteng Kerakyatan) INDONESIA

Jumat, 20 Januari 2012

1. Apa nama partai kita?
Lengkapnya, “Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia”, sebutan singkatnya, “PNBK INDONESIA”
2. Dulu bernama ’Partai Nasional Banteng Kemerdekan-- PNBK’ sekarang mengapa menggunakan nama Partai Nasional Benteng Kerakyatan INDONESIA – PNBK INDONESIA?
Pada Pemilu 2004, memang kita masih muncul dengan nama Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK).
PNBK sendiri pada awal berdirinya bernama Partai Nasionalis Bung Karno. Dideklarasikan pada tanggal 27 Juli 2002, di Jakarta.
Selanjutnya menurut ketentuan Undang – Undang No. 31 tahun 2002, pada bab X pasal 4 ayat (d), melarang setiap partai politik “menggunakan nama dan gambar seseorang.... ‘Bung Karno’. Itu lah sebabnya Partai Nasionalis Bung Karno terpaksa merubah nama menjadi Partai Nasional Banteng Kemerdekaan.

Mengapa mengubah nama lagi menjadi PNBK INDONESIA? karena PNBK tidak lolos Electoral threshold (3% perolehan suara secara nasional). Undang – Undang Pemilu No. 12 tahun 2003, mengharuskan partai yang tidak lolos harus bergabung dengan partai lain atau merubah nama dan mendaftarkan kembali untuk memperoleh badan hukum sebagai partai politik baru. Karenanya dari PNBK berubah menjadi PNBK INDONESIA semata-mata memenuhi ketentuan Undang-Undang.
Keputusan perubahan nama / pemilihan nama tersebut di atas merupakan pelaksanaan dari amanat kongres II PNBK.
3. Mengapa PNBK INDONESIA masih dihadirkan sebagai peserta Pemilu 2009?
Utamanya didesak oleh situasi dan kondisi negara dan bangsa Indonesia yang memprihatinkan dimana partai-partai besar yang diharapkan mampu mengeluarkan Indonesia dari belenggu krisis malah menjadi bagian dari sumber masalah. – bukan solusi!
Ancaman disintergrasi bangsa; terpecah belahnya persatuan rakyat dan kesatuan gerak rakyat Indonesia; terancamnya nilai – nilai luhur Pancasila dan semangat cita – cita Proklamasi 17 Agustus ’45 maupun kecemasan terhadap realita bahwa bangsa Indonesia yang nyaris menjadi bangsa kuli di antara bangsa – bangsa (natie van de koeli)—merupakan sejumlah alasan yang membuat tekad menghadirkan PNBK INDONESIA harus ada dan tetap ada!
4. Di tangan siapa kedaulatan PNBK INDONESIA?
Kedaulatan Partai ada di tangan anggota, dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Kongres.
5. Apa watak PNBK INDONESIA?
Watak dari PNBK INDONESIA adalah Partai yang berwatak kerakyatan.
6. Lambang apa yang digunakan partai PNBK INDONESIA?
Banteng hitam yang menyeruduk dari arah kiri ke arah kanan berlatar belakang sinar fajar berwarna merah berjumlah 45 (empat puluh lima – cita-cita 17 Agustus ‘45) --yang mengandung arti sebagai sumber kekuatan, daya dan tenaga. Sementara garis merah putih di sisi kiri yang menjadi sandaran gambar inti adalah simbol kesetiaan pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
7. Mengapa memilih Banteng (ketaton) hitam yang menyeruduk dari arah kiri ke arah kanan?
Banteng adalah simbol kebangsaan. Warna hitam adalah lambang keteguhan hati - kerakyatan. Banteng ketaton (terluka) berwarna hitam adalah simbol dari rakyat bangsa kita yang begitu terluka dan sering dilukai oleh musuh – musuh rakyat. Mendengus dalam posisi menanduk ke kanan adalah simbol kebangkitan dan perlawanan rakyat yang progresif revolusioner dalam mengganyang kaum penjajah dan penindas rakyat Marhaen.
8. Apa Visi partai PNBK INDONESIA?
Mempersembahkan pada bangsa ini sebuah Indonesia Raya yang membanggakan! I
Indonesia Raya yang membanggakan adalah sebuah Indonesia yang merdeka penuh; dalam pengertian telah sepenuhnya BERDAULAT di bidang politik- BERDIKARI di bidang ekonomi dan BERKEPRIBADIAN di bidang kebudayaan. Ciri utamanya ditandai dengan kehidupan rakyatnya yang adil, makmur materiil dan sprirituil, maju, berbudaya, bermartabat serta terhormat di antara bangsa – bangsa di dunia. Hadir sebagai sebuah bangsa yang cinta perdamaian, namun terlebih lagi cinta kemerdekaan!
9. Apa Misi Partai PNBK INDONESIA?
Misi utamanya adalah Mengembalikan dan Menegakan Harga Diri Bangsa.
Strategi dan jalan yang ditempuh untuk melaksanakan misi ini melalui kerja politik --membebaskan seluruh rakyat Marhaen dari segala dan berbagai bentuk penindasan, penghisapan dan penjajahan yang dilakukan oleh musuh – musuh rakyat Marhaen (neo-kolonialisme, neo-imperialisme, dan neo-feodalisme). Selanjutnya membangun persaudaraan segenap rakyat Indoneisa serta menggunakan persaudaraan segenap rakyat Indonesia untuk kemakmuran bersama dengan semangat gotong royong dan kebersamaan sebagai sesama warga bangsa dalam sistem yang adil, berperikemanusiaan dan berketuhanan.
10. Apa Azas partai PNBK INDONESIA?
PNBK INDONESIA berazaskan Nasionalisme Indonesia ajaran Bung Karno yang bersumber pada nilai – nilai Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945. Sementara Marhaenisme menjadi azas perjuangan partai (teori perjuangan).
11. Yang seperti apakah Nasionalisme Indonesia itu?
Ada berbagai teori dan pandangan dasar tentang Kebangsaan, misalnya terbangunnya Nasionalisme karena adanya ‘kehendak untuk bersatu’ (Ernest Renan), atau nasionalisme karena adanya persatuan watak karena kesamaan nasib (Otto Bauer). Sementara menurut Bung Karno,bukanlah semata-mata itu! Juga Nasionalisme Indonesia bukan seperti nasionalismenya bangsa Jepang yang ekspansionis – gemar menjajah (seperti pada perang dunia ke II). Tidak juga seperti nasionalismenya bangsa Jerman yang ekspansionis-chauvinis (merasa bangsa paling hebat dan benar sendiri – Deutchsland Ueber Alles!).
Nasionalisme Indonesia adalah Nasionalisme yang lahir dari tekad dan semangat Rakyat Indonesia di seluruh bumi nusantara untuk dapat bebas dan merdeka hidup sebagai bangsa yang berdaulat sepenuhnya.
Jadi, Nasionalismenya Indonesia adalah paham kebangsaan yang tidak dapat dipisahkan dari semangat dan tekad anti penghisapan, penindasan dan penjajahan; baik antar manusia, kelompok maupun antar bangsa.
Oleh karenanya, Nasionalisme Indonesia adalah Nasionalisme pembebasan yang berwatak Kerakyatan dan berwajah Kemanusiaan yang ber-Ketuhanan.
12. Siapa yang dimaksud dengan Kaum Nasionalis?
Kaum Nasionalis pada era Orde Baru (Orba) = Orde Soeharto dipersempit pemahamannya. Melalui design politik Orba kaum nasionalis dikondisikan seolah hanya mereka yang tergabung dalam kubu partainya kelompok ‘nasionalis’ – yakni Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Desain politik ini dilakukan melalui rekayasa politik fusi (penggabungan secara paksa) dimana PDI terdiri gabungan lima kelompok organisasi politik yaitu : PNI, Murba, IPKI, Parkindo dan Partai Katholik. Dengan demikian terciptalah pemahaman bahwa kaum nasionalis adalah mereka yang non agamis. Sementara non agamis yang dimaksud adalah yang di luar kelompok partai-partai berbasis Islam. Karena yang agamis (Islam) semuanya bergabung dalam Partai Persatuan Pembangunan --PPP).
Sementara GOLKAR – nasionalis bunglon, merupakan partai penguasa yang sah menamakan dirinya apa saja selama menguntungkan mereka dan efektif melakukan politik deSoekarnoisasi.
13. Lantas, apa yang membedakan Kaum Nasionalis menurut ajaran Bung Karno dengan Kaum Nasionalis versi Orde Baru ?
Kaum Nasionalis menurut ajara Bung Karno menetapkan Nasionalisme sebagai wahana perjuangan dan kejuangan menjadikan NKRI sebagai sebuah bangsa dan negara sebagaimana cita-cita kemerdekaan. Melalui Trisila, Trisakti dan teori/ azas perjuangan Marhaenisme, cita-cita kemerdekaan menuju masyarakat sosialisme Indonesia, harus di wujudkan.
Sementara nasionalis versi rezim Orde Baru adalah Nasionalisme yang menghalalkan terjadinya penindasan dan penggebirian terhadap hak-hak rakyat.
Dalam Nasionalisme Bung Karno; kecintaan akan persatuan bangsa dan kesatuan negara lahir dan berkembang dari kesadaran dan kehendak rakyatnya; sebaliknya pada rezim Orde Baru, persatuan dan kesatuan dilakukan lewat paksaan, kekerasan dan penjarahan melaluai cara-cara yang otoriter, militeristik dan menindas rakyat demi pelanggengan kekuasaan rezim Orde Baru.

Ia pun lebih bersifat manipulatif terhadap simbol-simbol Nasionalisme – semuanya demi kepentingan kelompok tertentu; dalam hal ini semata demi kepentingan kekuasaannya, sehingga terkesan bahwa Nasionalisme hanya milik kelompok yang bersimbol ”Banteng” saja. Hal ini telah menjadi wacana publik yang dipahami umum hingga sekarang. Itulah sebabnya Nasionalisme menjadi tidak tumbuh dan berkembang sebagai faktor perekat dan alas persatuan maupun kekuatan inti bangsa ini.
14. Lebih jelasnya lagi?
Nasionalisme pada era Orde Baru telah di selewengkan hingga hanya menjadi bagian dari alat politik untuk melanggengkan kekuasaan rezim Orde Baru semata. Nasionalisme hanya digunakan sebagai alat legitimasi ( yang men-sah-kan ) negara, dalam hal ini pemerintah – penguasa Orde Baru -, untuk memberangus hak-hak politik, ekonomi, sosial dan budaya rakyat. Contoh sederhananya; atas nama `demi kepentingan negara `tanah rakyat digusur, hutan rakyat di rampok, kebebasan berserikat dirampas, demokrasi dibunuh...dst. hukum dan alat negara di jadikan abdi kekuasaan, rakyat di-intimidasi, dihantui rasa takut dan bahkan di rampas nyawanya. Untuk kepentingan siapa? Dalam kenyataan, terbukti hanya untuk kepentingan kekuasaan maupun penguasa Orde Baru dan kroni-kroninya.

Itulah sebabnya, rakyat utamanya di daerah, sekarang ini banyak yang cenderung tak suka dengan istilah NKRI. Karena pada era rezim Orde Baru, hasrat hidup bersama sebagai komunitas ( Masyarakat ) bangsa yang progresif revolusioner, secara sistemik sengaja dipunahkan. Itulah ancaman terbesar terhadap Nasionalisme-nya Bung Karno.
15. Menurut PNBK INDONESIA, Marhaenisme itu bagaimanakah rumusan umumnya (normatif)?
Segala yang dituliskan, diucapkan dan dikerjakan oleh Bung Karno dalam kapasitasnya sebagai Ideolog, Politikus dan Negarawan, dirumuskan sebagai satu kesatuan ajaran yang dinamakan Marhaenisme. Sebuah ajaran yang bertujuan mengantar rakyat Indonesia menjadi sebuah bangsa yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan; di mana Pancasila diletakan sebagai pandangan hidup (Falsafah) kehidupan rakyat bangsanya, dalam mewujudkan cita-cita sosialisme Indonesia.
16. Lalu, apa yang dimaksud dengan Rakyat Marhaen?
Rakyat Marhaen adalah; rakyat dan warga bangsa Indonesia yang miskin dan dimiskinkan oleh sistem yang menindas, menghisap dan menghancurkan potensi-potensi rakyat untuk mengembangkan diri dan usahanya. Rakyat Marhaen oleh Bung Karno dilambangkan lewat seorang petani bernama Marhaen yang pernah ia jumpai di persawahan desa di Jawa Barat. Pak Marhen ini, walau ia memiliki alat produksi dan tanah garapan yang cukup, tapi tetap saja hidup dalam kemiskinan karena dimiskinkan oleh sistem, sebagai mana di maksud di atas.
Oleh karenanya rakyat Marhaen bisa saja terdiri dari kaum tani yang dimiskinkan, kaum nelayan yang dimiskinkan, para pengusaha kecil yang dimiskinkan, pedagang-pedagang kecil yang dimiskinkan, para pegawai kecil yang dimiskinkan, dan para guru yang dimiskinkan oleh sebuah sistem dan struktur kekuasaan......dst, semua itu bisa dikategorikan sebagai rakyat Marhaen.
17. Kalau begitu, apa yang dimaksud dengan kaum Marhaenis?
Seorang Marhaenis, tidak harus berasal dari Rakyat Marhaen semata. Dalam tingkatan kehidupan sosial ekonomi, bisa saja ia sudah berada pada tingkatan yang sangat baik dan serba kecukupan (kaya). Jadi, seorang Marhaenis adalah seseorang yang atas kesadarannya selalu berjuang membebaskan Rakyat Marhaen dari segala bentuk penghisapan, penindasan dan penjajahan, berdasarkan ajaran Bung Karno (Marhaenisme) – yang ia yakini sebagai teori/azas perjuangan rakyat Indonesia yang paling tepat dan benar.
18. Apa dan bagaimanakah jati diri seorang Marhaenis?
Seorang marhaenis dalam garis politik dia seorang Nasionalis; dalam cita-cita sosial, ia seorang sosialis; dalam cita-cita sukma dan sanubarinya ia seorang theis yang sepenuhnya percaya pada kebesaran Tuhan.
19. Apa ciri budaya yang menonjol dari kaum Marhaenis?
Semangat perjuangan untuk membebaskan rakyat dari segala bentuk penderitaan yang tak kunjung padam. Sifat cinta pada tanah air, pada bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada seluruh rakyatnya – terkhusus Rakyat Marhaen. Di manapun ia berada serta dalam keadaan apapun, selalu erat dengan budaya yang berwatak kerakyatan dan jiwa gotong royong sebagai ciri utamanya.
20. Bagaimana ciri budaya berpolitik kaum Marhaenis?
Berpolitik demi kemenangan sejati Rakyat Marhaen dan Kaum Marhaenis melalui cara-cara yang demokratis yang tidak meninggalkan nurani, moral, etika dan pandangan hidup Pancasila. Politik Kaum Marhaenis adalah politik yang menentang politik menghalalkan segala cara; dan yang dengan tegas menentang pula –baik diktaktor mayoritas maupun tirani minoritas.
21. Apa ciri budaya perekonomian kaum Marhaenis?
Ciri utamanya adalah keberpihakan pada Rakyat (Marhaen). Menentang pola dan sistem perekonomian yang menghisap (ekspolitatif ) terhadap Rakyat (Marhaen); jauh dari perilaku kapitalisme serakah dan utamanya dengan spirit berdikari sebagai ciri utamanya.
Sedangkan corak perekonomiannya adalah; keluarga sebagai unit produksi terkecil, koperasi sebagai wadah usaha kecil dalam masyarakat; serta BUMN atau perusahaan negara yang bertugas mengelola kekayaan alam dan bumi milik negara, utamanya yang menguasai hajat hidup orang banyak.
22. Mengapa keteladanan menjadi sangat penting bagi kaum Marhaenis? Satunya kata dan perbuatan merupakan hal yang harus dipegang teguh oleh setiap anak-anak ideologis Bung Karno (Kaum Marhaenis ). Keteladanan harus diyakini sebagai salah satu kunci terpenting untuk mencapai kemenangan Rakyat Marhaen dan Kaum Marhaenis. Hilangnya keteladanan dapat dilihat hasilnya seperti yang kita alami sejak pemerintahan rezim Soeharto hingga sekarang.
Seorang Marhaenis juga berorientasi pada suatu peningkatan kualitas hidup dan kehidupan. Dia menjadi prototipe manusia dalam kualitas tertentu, karena itu menjadi teladan.
23. Bagaimana cara menyusun dan membangun kekuatan dari barisan Rakyat Marhaen dan Kaum Marhaenis?
Sebarluaskan ajaran Marhaenisme. Catat, dekati dan ajak mereka yang telah dianggap memadai dan atau memahami serta siap untuk bertanggungjawab untuk menjalankan seluruh teori dan pemikiran ke dalam wilayah operasional. Hal ini dilakukan berdasarkan takaran dan ukuran kemampuan.
Lakukan pertemuan-pertemuan rutin dengan tujuan melakukan kritik dan oto kritik agar konsistensi perjuangan terjaga dalam koridor ideologi Marhaenisme. Ketulusan dan kejujuran, saling asah, asih, asuh, merupakan azas kebersamaan ( gotong-royong ) yang harus selalu di bangun secara kreatif inovatif dan produktif. Selalu bersama rakyat dalam melawan berbagai kebijakan dan tindakan yang merugikan rakyat. Jauhi praktek-praktek KKN! Suarakan selalu dalam sanubari: bangkitlah rakyat marhaen dan bersatulah marhaenis Indonesia!.
24. Siapa lawan ideologi kita (kaum marhaenis)?
Meraka yang mencoba dan berusaha menggerogoti dan memusnahkan Pancasila. Mereka yang menyelewengkan dan berkhianat pada cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945; mereka yang menyelewengkan dan menghancurkan kehendak kebudayaan (natur; sifat, watak dan pembawaan) rakyat bangsa Indonesia sebagai mana tersebut dan tersirat dalam Mukadimah UUD `45. --secara ideologis adalah feodalisme, borjuisme, kapitalisme, neo-kolonialisme dan neo-imperialisme dan yang anti rakyat dan NKRI.!
25. Apa yang dimaksud dengan sosialisme Indonesia?
Pertama, kita harus memahami mengapa di belakang kata ’sosialisme’, Bung Karno sengaja menambahnya dengan kata ’Indonesia’; bukan ’sosialisme’ tok?! Yang ingin beliau pertegas adalah bahwa Sosialismenya Indonesia bukan seperti ’Sosialisme’ yang tumbuh dan berkembang di negara-negara barat maupun lainnya. Sosialisme Indonesia adalah capaian akhir perjuangan rakyat marhaen dan kaum marhaenis setelah sebelumnya mencapai tahapan keberhasilan mengkokohkan azas kehidupan berbangsa dan bernegara sepenuhnya yang bertumpu pada ’Sosio Nasionalisme’ –’Sosio Demokrasi’-’Ketuhanan yang Maha Esa’-(Trisila).
Pintu gerbang selanjutnya adalah mencapai tahapan dimana rakyat bangsa Indonesia telah sampai pada kondisi-berdaulat penuh di bidang politik, berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan (Trisakti). Perjuangan tahapan ini dilakukan dengan menggunakan Marhaenisme sebagai teori atau petunjuk perjuangan maupun cara-cara kaum Marhaenis berjuang. Semantara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan ”rumah modal utama bangsa Indonesia” di mana kaum Marhaenis berkiprah dan berjuang. Sedangkan pancasila dijadikan kompas penunjuk arah kehidupan atau pandangan hidup bangsa dan seluruh bangsa dengan cara dan capaiannya semua ini maka yang harus terwujud adalah suatu masyarakat yang ’sama rasa-sama bahagia’ini digambarkan sebagai masyarakat yang ’adil makmur’. Pendek kata sebuah tatanan masyarakat di mana jurang perbedaan antara si kaya dan si miskin tidak terlalu tajam dan setiap warga negara punya peluang yang sama dalam hidup dan menghidupi dan dalam memperoleh hak-hak dasar sebagai warga negara.
Secara sederhana, demikianlah gambaran dari apa itu ’sosialisme Indonesia’. Berdasarkan doktrin revolusi Indonesia (Tubapi), sosialisme dirumuskan sebagai berikut:....... ”sosialisme Indonesia bukanlah sosialisme seperti diartikan oleh negara-negara barat atau seperti diartikan oleh negara-negara sosial asing, tetapi sosialisme Indonesia berisi perpaduan yang laras dari unsur-unsur sosialisme, yaitu: keadilah sosial dan kesejahteraan, dan unsur-unsur Indonesia, seperti gambaran dalam azas: gotong-royong dan kebersamaan, yang merupakan ciri-ciri pokok dari kepribadian Indonesia.
26. Sangat sering kita mendengar istilah”sosio-nasionalisme” – ”sosio-demo-krasi” dan ”Ketuhanan Yang Maha Esa”. Bagaimana menjelaskannya?
Kata ’sosio digunakan untuk menjelaskan bahwa terhadap Nasionalisme dan demokrasi dimaksudkan bahwa nasionalisme dan demokrasi Indonesia, lahir, tumbuh dan berkembang dari realitas atau kondisi nyata di tengah kehidupan maupun perjalanan sejarah perjuangan rakyat bangsa Indonesia. Bukan di-import bulat-bulat dari barat, atau menurut istilah Bung Karno bukan nasionalisme dan demokrasi yang hasil copy-an. Intinya, nasionalisme dan demokrasi yang bertujuan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, yang dapat diartikan sebagai untuk mencari keberesan politik, keberesan ekonomi, keberesan negeri dan keberesan rejeki.
27.Dari seluruh paparan ini, lalu apa sebenarnya intisari dari Marhaenisme ajaran Bung Karno?
Dalam beberapa pidatonya Ketua Umum PNBK INDONESIA Bung Erros Djarot merumuskan apa yang menjadi intisari Marhaenisme ajaran Bung Karno ke dalam tiga pilar tujuan;
pertama, ajaran tentang KEMERDEKAAN sebagai nilai tertinggi bagi seorang Soekarno. Terbukti dengan ucapannya bahwa bangsa Indonesia yang cinta damai dan perdamaian, namun lebih cinta KEMERDEKAAN! Dalam hal ini bagi siapapun penerus pemikiran Bung Karno haruslah menempatkan KEMERDEKAAN sebagai nilai (Value) tertinggi dalam hidup dan kehidupannya.
Roh, jiwa dan semangat ini berawal dan bersumber pada sebuah naskah pembelaan (pledoi) dari seorang pemuda Soekarno sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia di depan pengadilan kolonial, Bandung 1930 (Indonesia Menggugat).
Pilar Kedua, tentang apa dan bagaimana hidup MERDEKA sebagai bangsa. Muara dari bertumpu pada apa yang dikenal sebagai TRISAKTI. Menurut Bung Karno sebuah bangsa bisa dinyatakan merdeka sepenuhnya bila ia telah sepenuhnya BERDAULAT di bidang politik - BERDIKARI di bidang ekonomi dan BERKEPRIBADIAN di bidang Kebudayaan.
Pilar Ketiga, tentang keharusan MEMERDEKAKAN masyarakat-bangsa lain yang setelah kita sebagai bangsa telah cukup memahami dan menghayati Pilar Pertama dan Kedua! Hal mana dijabarkan dalam praktek menyelenggarakan KONFRENSI ASIA AFRIKA, Bandung 1955. Di mana lewat Konfrensi AA ini sejumlah bangsa di Asia dan Afrika menjadi termotivasi dan terinspirasi untuk dan menjadi bangsa dan negara merdeka.
Jadi intisarinya MARHAENISME adalah ajaran seputar memahami, menghayati dan melaksanakan 3 serangkai kata : KEMERDEKAAN-MERDEKA – MEMERDEKAKAN............ sebagai teori perjuangan mewujudkan cita-cita Sosialisme Indonesia!
28.Bagaimana PNBK INDONESIA menyikapi gerakan perempuan belakangan ini?
Perempuan adalah simbol Ibu Pertiwi. Ibu Adalah pilar utama keluarga. Dan karenanya, Ibu menjadi pula pilar budaya keluarga besar bangsa. Memperkokoh kualitas, peran dan partisipasi kaum perempuan, berarti pula memperkokoh pilar dan kualitas budaya bangsa. Setiap kader PNBK INDONESIA harus berjuang bersama kaum perempuan dalam membebaskan rakyat marhaen dalam segala bentuk keseng-saraan; berdasarkan azas kesetaraan dan kemitraan. Memperjuangkan emansipasi merupakan salah satu tugas utama dari setiap kader partai.
29. Bagaimana kita menyikapi masa depan?
Siapkan diri sebagai kader yang cerdas, percaya diri, kreatif, produktif; dan berjuanglah secara benar agar rakyat Marhaen dapat merasakan kemenangannya secara nyata jangan terjebak pada mitos : UANG SEGALANYA dan SEGALA-GALANYA UANG !
Bukan kekuatan uang ( money – politics ) yang kita jadikan modal dasar membangun partai; namun melalui pemantapan kematangan ideologi, kerapihan kerja organisasi, kejelasan program, ketulusan dan keikhlasan memperjuangkan kemenangan rakyat Marhaen dan kaum Marhaenis di bumi nusantara ini!
Jadikan seluruh partai politik yang ada sebagai “mitra politik” bukan “ musuh politik” ; kecuali terhadap mereka yang jelas-jelas mengancam eksistensi ideologi partai dan terlebih lagi ideologi Negara : PANCASILA.
Bertindaklah bersih, percaya diri, cerdas, kreatif, produktif, jadikan hal ini sebagai pegangan kerja politik kita. Jaga dan teguhkan selalu iman perjuangan ! dengan ijinNya --Insya Allah, kita pasti menang!
30. Bagaimana kita menyikapi masa depan?
Siapkan diri sebagai kader yang cerdas, percaya diri, kreatif, produktif; dan berjuanglah secara benar agar rakyat Marhaen dapat merasakan kemenangannya secara nyata jangan terjebak pada mitos : UANG SEGALANYA dan SEGALA-GALANYA UANG !
Bukan kekuatan uang ( money – politics ) yang kita jadikan modal dasar membangun partai; namun melalui pemantapan kematangan ideologi, kerapihan kerja organisasi, kejelasan program, ketulusan dan keikhlasan memperjuangkan kemenangan rakyat Marhaen dan kaum Marhaenis di bumi nusantara ini!
Jadikan seluruh partai politik yang ada sebagai “mitra politik” bukan “ musuh politik” ; kecuali terhadap mereka yang jelas-jelas mengancam eksistensi ideologi partai dan terlebih lagi ideologi Negara : PANCASILA.
Bertindaklah bersih, percaya diri, cerdas, kreatif, produktif, jadikan hal ini sebagai pegangan kerja politik kita. Jaga dan teguhkan selalu iman perjuangan ! dengan ijinNya --Insya Allah, kita pasti menang!
31. Bagaimana kita memaknai pemilu?
Jangan jadikan pemilu sebagai satu-satunya tujuan dan menjadi segalanya. Pemilu hanyalah sasaran antara. Jangan sampai gairah mengikuti pemilu menjerumuskan para kader partai kelembah nafsu kekuasaan semata. Perjuangan kita masih panjang, dan tujuan utama dari perjuangan kita adalah memberikan kemenangan sejati kepada seluruh rakyat terutama rakyat marhaen Indonesia. Kalau toh PNBK INDONESIA harus menang, karena sebagai partai politik kita PERLU kekuasaan; tapi bukan HAUS kekuasaan! Semata-mata karena tanpa kekuasaan cita-cita mewujudkan impian rakyat Marhaen menjadi sangat sulit!
Share this Article on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright DPC PNBK KABUPATEN BONE 2010 -2011 | Design by Teluk Bone Powered by Blogger.com.